Cari Blog

Senin, 02 Agustus 2010

I'll Be there (novel Nuansa Korea)


I'll Be There


                  Aku melirik jam tanganku, kesabaranku sepertinya akan segera habis. Kenapa dia belum datang-datang?
                  “ So Jung! “ teriak seseorang memanggil namaku, aku menoleh ke belakang, akhirnya dia datang juga. Dia tersengal-sengal mengatur napasnya saat tepat berada di hadapanku.
                  “ Maaf kali ini aku tidak bisa pergi! “ ucapnya
                  “ Apa? kau tidak bisa pergi lagi? “ tanyaku terkejut
                  “ Iya, ada urusan mendadak. Tiba-tiba menejerku menelepon kalau aku harus ikut launching product yang aku bintangi “
                  “ Shim Chang Min . . . kau sudah janji padaku! “ bentakku
                  “ Iya aku tahu, tapi kau harus mengerti produserku pasti kecewa kalau aku tidak ikut. Mana mungkin sebagai spokerperson aku tidak ikut. “
                  “ Oh . . . aku lupa kalau sekarang kau sudah menjadi bintang tenar, jadi mana ada waktu untuk teman biasa seperti aku! “ aku muak mendengar semua alasan konyolnya itu.
                  “ Bukan begitu, urusan ini mendadak. Aku tidak mungkin menolak, aku sudah teken kontrak ”
                  “ Kalau kau tidak datang kali ini, berarti sudah dua kali kau tidak menemaniku bertemu Ayah “
                  “ Aku tahu aku sudah janji tidak akan absen lagi, tapi urusan ini benar-benar penting. Lagi pula . . . bukankah janji itu tidak selamanya harus ditepati, ada kalanya harus diingkari kan? “
                  “ Jadi kau pikir janji itu dibuat untuk diingkari? “
                  “ Bukan begitu, “
                  “ Untung kalau kali ini kau jujur, bagaimana kalau kau bohong lagi seperti dulu “
                  “ So Jung percayalah kali ini aku serius. Kalau kau tidak percaya, aku berani bersumpah, aku tidak bohong. “
                  “ Sudahlah! Jangan bersumpah dengan menggunakan namamu, aku tidak mau nantinya kau celaka. Baik, kali ini aku percaya padamu, tapi ingat kalau kau bohong lagi aku tidak akan memaafkanmu, mengerti! “ ancamku padanya
                  “ Baik . . . “ senyumannya langsung mengembang menggantikan ekspresi wajahnya yang memelas. Kali ini aku mencoba untuk percaya padanya, meskipun perasaanku mengatakan kalau kali ini dia bohong lagi. Tapi setidaknya aku sudah mengancamnya kalau dia bohong maka aku tidak akan memaafkannya lagi, jadi dia pasti tidak akan berani berbohong.
                  “ Ini, kubelikan bunga untuk paman, sampaikan permintaan maafku ya pada paman “, dan dia mengantarku sampai menumpangi perahu.
                  Namanya Shim Chang Min, dia sahabatku. Kami telah bersama sejak masih kecil. Awalnya dia hanya seorang pemuda biasa, namun sekarang dia telah menjadi idola seantero Korea. Hari ini adalah hari peringatan meninggalnya Ayahku. Kami sudah berjanji, setiap tahun aku dan Chang Min mengunjungi makam Ayah, namun sudah dua tahun Chang Min tidak bisa ikut karena padatnya jadwal kerjanya. Chang Min lebih dikenal dengan nama Max oleh para penggemarnya, termasuk teman-teman sekolah, hanya aku yang selalu memanggilnya dengan nama kecilnya.
                  Namaku Park So Jung, aku sekelas dengan Chang Min kami berteman sejak masih kecil. Ayahku telah meninggal ketika aku masih duduk di bangku kelas satu SMP, kini aku tinggal berdua dengan Ibu. Ibu adalah seorang karyawan di sebuah perusahaan periklanan tempat Chang Min menjadi spokerperson product . Ayahku dulu juga seorang aktor seperti Chang Min, akulah orang yang mati-matian mendorong Chang Min menjadi seorang aktor, jadi sudah sewajarnya dia berterima kasih padaku.
BD21302_
                  Setelah mengunjungi makam Ayah, aku segera pulang. Aku singgah di sebuah kios jeruk, membeli sekantung jeruk untuk Chang Min. Dia kan selalu kerja sampai larut malam, jadi dia harus banyak makan buah pikirku. Namun saat melewati sebuah kafe, samar-samar aku melihat Chang Min dikelilingi oleh sederet gadis-gadis, mataku belum rabun untuk menyaksikan Chang Min tertawa gembira dikelilingi oleh banyak fans. Jadi ini launching produck yang dia maksud? dasar pembohong!
                  “ So Jung . . .? “ ucap Chang Min yang terkejut melihatku di depan café. Aku pergi, ingin rasanya aku menangis karena dibohongi, Chang Min kau benar-benar brengsek. Ini sudah keberapakalinya kau membohongi aku. Esoknya di sekolah aku sama sekali  tidak menegurnya, aku bahkan tidak mau melihat wajahnya, aku mauk, entah sejak kapan dia jadi pembohong.
                  “ So Jung . . . maafkan aku “ dia memelas padaku. apa dia sudah lupa? Aku kan bilang sekali lagi dia membohongiku, aku tidak akan memaafkannya. Dia terus mengikutiku seperti anak ayam yang mengikuti induknya, dia terus saja mengajakku berdamai, namun tak sekalipun aku menghiraukannya. Tak terasa sudah tiga hari aku mandiamkannya, biar dia tahu rasa. Aku juga selalu khawatir, dia kan seorang aktor, dia punya banyak penggemar dan setiap hari dikelilingi gadis-gadis cantik, wajar kalau ia selalu membohongiku bila kami telah membuat janji.
                  Suatu sore saat aku sedang beres-beres rumah, Ibu terkejut melihat halaman rumahku,
                  “ Kau memesan bunga? “ Tanya Ibu
                  “ tidak . . . “ jawabku, aku pun mengintip ke luar jendela. Alangkah terkejutnya aku ketika melihat halaman rumahku dipenuhi oleh mawar putih, didekatnya ada sebuah papan kecil yang bertuliskan permintaan maaf dari Chang Min, aku segera ke luar rumah, begitu banyak bunga sampai rumput pun tidak kelihatan.
                  “ 1500 mawar ini ku persembahkan untukmu, semoga kau mau memaafkan aku. Mawar-mawar ini mewakili 1500 permintaan maafku padamu. tolong jangan marah lagi ya . . .! “ ucap  Chang Min memelas padaku.
                  “ Kau pasti menghabiskan banyak uang untuk membeli bunga-bunga ini, dan sepertinya kau akan mengeluarkan uang lebih banyak lagi untuk membayar pekerja membersihkan bunga-bunga ini dari halamanku! “ bentakku
                  “ Tapi . . . kalau bunganya sudah kering! “ ucapku dengan senyuman. Entah mengapa si brengsek ini selalu berhasil memenangkan hatiku, mungkin karena kami tumbuh bersama sehingga perasaan kami dapat menyatu, sebesar apapun kesalahan yang kami perbuat pasti kami akan saling memaafkan.
                  Hari valentine akhirnya tiba, hari yang ditunggu-tunggu oleh banyak gadis di sekolahku. Mereka sibuk membuat coklat yang akan mereka berikan kepada target mereka. Aku yakin Chang Min akan menjadi pemecah rekor ‘ penerima coklat terbanyak ‘ di sekolahku, bagaimana tidak tidak aku melihat sebagian besar para siswi menulis nama ‘ Max ‘ disetiap bungkusan coklatnya. Bagaimana ya . . . aku  juga ingin memberikan coklat padanya tapi aku takut kalau nanti dia ke-GR-an padaku. Tapi kucoba  memberanikan diri, aku memintanya menemuiku di taman sepulang sekolah nanti.
                  “ Chang Min . . . ada yang ingin kuberikan padamu, jadi temui aku di taman biasa tempat kita janjian! “
                  “ Kenapa tidak kau berikan saja sekarang? untuk apa jauh-jauh ke taman? “ ucapnya
                  “ Tidak bisa. Pokoknya aku akan menunggu sampai kau datang ya . . ., ingat sepulang sekolah di taman, jangan lupa! “
                  “ Baik aku akan datang . . . “ jawabnya. Senang rasanya dia mau menemuiku. Tepat pukul tiga sore bel disekolahku berbunyi bertanda pelajaran telah berakhir, dengan riang gembira aku menuju ke taman, tempat kami janjian. Aku menunggu dan terus menunggu, tapi dia tidak datang-datang juga. Langit sudah bergemuruh, keadaanpun semakin gelap karena mendung, jamku sudah menunjukkan pukul lima sore tapi dia belum datang juga, apa dia lupa?. Awas  kalau dia lupa. Tes  . . . tes . . . suara rintik hujan, aku masih terus menunggunya di bawah pohon, aku takut pulang awal, kalau dia datang bagaimana? kan kasihan kalau dia menungguku. Aku mulai basah kuyup dan kedinginan menunggu Chang Min.
                  “ Max  . . . ayo cepat! Kami sudah lama menunggumu “ teriak seseorang dari ujung jalan. Aku melihat dari balik pohon tempat aku berteduh, Chang Min dipayungi oleh seorang gadis, mereka tergesa-gesa memasuki sebuah kafe.
                  “ Apa hari ini Max tidak punya jadwal kerja atau janji? “ Tanya sang gadis yang menyambutnya di pintu,
                  “ Tidak ada kok . . . “ jawab Chang Min sambil tersenyum, mereka pun memasuki kafe. Aku mengintip di balik jendela, ternyata mereka sedang berpesta merayakan valentine. Hebat . . . kau benar-benar hebat Chang Min, aku basah kuyup dan kedinginan menunggumu ditengah hujan deras selama dua jam, kau bahkan mengatakan tidak punya janji hari ini.Aku pun pulang, tak ada alasan menunggunya dengan setia di bawah pohon lagi. Dia lupa . . . dia melupakan aku, untung saja hujan turun dengan derasnya sehingga air mataku menjadi tidak jelas. Aku tidak marah, aku hanya kecewa, dia telah berubah. Shim Chang Min telah berubah menjadi orang lain.
                  Semakin lama, aku semakin tidak dapat mengenali dirinya, kami seakan berada di dua dunia yang berbeda. Kami memang terlihat dekat, tapi sebenarnya kami sangat jauh. Aku mulai menyesali semua perbuatanku selama ini, kenapa dulu aku memintanya menjadi seorang bintang?. Kini dia benar-benar menjadi bintang yang jauh berada di atas sana, yang sama sekali tak dapat aku jangkau. Aku benci dengan penyesalan ini, kenapa aku dulu harus mogok makan karena dia tidak mau menjadi bintang, kini setelah dia menjadi seperti yang kuharapkan, aku justru ingin dia kembali. Aku telah mengubahnya menjadi orang lain, aku yang membuatnya pindah kedunia lain yang terasa sangat asing bagiku. Dengan tanganku sendiri aku mengubahnya, hiks . . . Chang Min, kembalilah, kembalilah menjadi Shim Chang Min-ku yang dulu.
                  Sudah tiga hari aku tidak masuk sekolah, aku terkena flu berat dan demamku sangat tinggi, mungkin karena kehujanan waktu itu. Tak seorang pun teman sekolahku menjengukku karena memang aku tidak mengizinkan, terutama Chang Min. aku tak mau melihatnya untuk saat ini, aku tidak mau darahku mendidih bila melihatnya sehingga aku cepat sembuh karena mengeluarkan keringat yang banyak. Aku malah berharap agar tidak pernah sembuh, agar tak perlu ke sekolah dan melihat wajah bintang tenar itu.
BD21302_
                  Akhirnya aku masuk sekolah juga setelah absen hampir seminggu, saat berjalan dii koridor sekolah aku melihat dua orang siswi berjalan melaluiku sambil memegangi rambut panjangnya,
                  “ Aku tak akan memotong rambutku, katanya Max menyukai gadis yang berambut panjang! “ ucap salah seorang dari mereka.
                  “ Aku juga! “ balas yang lain. Jadi dia menyukai gadis berambut panjang ya?, kenapa aku tidak tahu mengenai hal ini?, ternyata ada banyak hal yang tidak kuketahui selama aku tidak masuk sekolah. Saat memasuki kelas, aku melihat Chang Min dikelilingi banyak siswi. seperti biasa! gumamku.
                  “ Kenapa kau tidak mau dijenguk?, sebenarnya kau sakit apa?, bagaimana keadaanmu sekarang? “ tanya Chang Min,
                  “ Pertanyaanmu banyak sekali, apa harus kujawab semua?. Aku hanya tidak ingin dijenguk, apa itu salah? “ jawabku padanya dengan nada yang sinis. Aku semakin benci padanya, dengan wajah tanpa dosa dia bertanya seakan dia sangat mengkhawatirkan aku.
                  “ Sinis sekali kau! padahal Max benar-benar mengkhawatirkan kamu. Beberapa hari ini dia mencari cara agar dapat menjengukmu, tapi kau memang sombong tidak ingin dijenguk. “ kata salah seorang siswi yang menjadi penggemarnya
                  “ Oh ya . . .? apa kau yakin dia benar-benar khawatir padaku?, kupikir dia hanya     pura-pura “ balasku lebih sinis lagi.
                  “ Kau kenapa jadi kasar seperti ini? “ Tanya Chang Min
                  “ Tanyakan saja pada dirimu sendiri! “ jawabku. “ Ku dengar kau menyukai gadis berambut panjang ya. . .? kenapa kau tidak pernah bilang padaku? “ sambungku,
                  “ Apa setiap hal yang kusukai harus ku beritahukan padamu? “ balasnya sinis. Hu... jadi dia mulai marah ya?, bagus . . . sepertinya kita benar-benar akan menjadi musuh. Sejak pagi itu kami tidak saling bertegur sapa, kami saling buang muka. Aku merasa jarak yang membentang antara aku dan dia semakin lebar dan dalam. Apa aku benar-benar akan kehilangan dia?. Sepulang sekolah aku singgah di salon, aku berniat merubah penampilanku. Aku putuskan memotong rambut panjangku yang telah menyentuh pinggangku.
                  Esoknya, seluruh teman sekelasku terheran-heran memandangiku, tak terkecuali     Chang Min. Ya . . . wajar kalau mereka heran, rambutku yang sepinggang telah menjadi pendek bahkan tak menyentuh leher.
                  “ Kenapa kau tak bilang kalau mau potong rambut? “ Tanya Chang Min yang menghampiriku saat berada di depan loker,
                  “ Apa setiap hal yang akan kukerjakan harus kuberitahukan padamu?, aku potong rambut karena ingin merubah penampilan saja. Lagipula kau kan suka gadis berambut panjang, jadi aku buru-buru memotong rambut! “
                  “ Sebenarnya kau kenapa? “ tanya Chang Min
                  “ Aku tidak kenapa-kenapa, aku hanya tidak menyukai semua hal yang kau sukai! “
                  “ Apa aku telah melakukan kesalahan padamu? sejak kemarin kau seperti orang yang tidak kukenal saja “
                  “ Shim Chang Min . . . sahabatku, kau ini benar-benar polos atau pura-pura bodoh? “ bentakku,
                  “ Aku sama sekali tidak mengerti, kalau aku punya salah beritahukan padaku, agar aku tidak bingung seperti ini “
                  “ Kalau begitu . . . kau tidak perlu tahu! “ ucapku menyelesaikan pembicaraan kami.
                  Mungkin aku terlalu kasar padanya, apa dia akan membenciku? Bodoh . . . untuk apa memikirkan perasaannya. Toh, dia sama sekali tidak pernah memikirkan perasaanku, yang dia pikirkan hanya para penggemar setianya. Tapi . . . bagaimana kalau dia benar-benar membenciku?. Saat istirahat, kelasku tidak akan kalah ramai dari kantin sekolah, soalnya Chang Min pasti kedatangan banyak tamu. Aku jadi malas ke kantin, lebih baik menonton Chang Min saja menghibur fansnya.
                  “ Max ini untukmu! “ kata seorang siswi sambil memberi bungkusan pada Chang Min
                  “ Apa ini? “ tanya Chang Min
                  “ Ku dengar kau suka mengkonsumsi suplemen kesehatan, jadi aku meminta Ayahku untuk membelikan suplemen ini langsung dari Cina. Pasti bagus untukmu, karena suplemen itu terbuat dari ginseng murni, harganya juga sangat mahal! “
                  “ Terima kasih, aku pasti akan meminumnya! “ jawab Chang Min
                  “ Wah . . . senangnya! “ seru gadis itu, aku segera bangkit ke arah mereka. Aku merampas bungkusan itu dari tangan Chang Min, semua orang memandangiku. Aku membuka botol itu dan menumpahkan seluruh isinya ke tempat sampah, semua orang mencemooh perbuatanku.
                  “ Apa yang kau lakukan?, kenapa kau membuangnya?, kau tahu tidak harganya sangat mahal! “ bentak gadis itu
                  “ Berapa pun harganya akan kuganti, sebut saja! “ balasku
                  “ Kau kenapa?, aneh sekali! “ ejek yang lain
                  “ Aku lebih mengenal Chang Min dibanding kalian! “ aku lalu pergi meninggalkan kelas, dan Chang Min mengejarku,
                  “ Sebenarnya kau kenapa, tiba-tiba bertindak kasar seperti itu. Kalau aku sudah menyakitimu, hukum aku saja! jangan kau ganggu mereka. “ bentak Chang Min padaku. Sayangnya saat ini aku tidak ingin berdebat, jadi aku tidak menghiraukannya. 
                  “ So Jung . . . ayo bicara! “
                  “ Aku tidak mau kau seperti Ayahku!, aku tidak mau kesalahan Ayah terulang lagi padamu. Kau tahu kan Ayahku meninggal karena kekurangan gizi, Beliau bekerja siang dan malam sampai lupa makan karena terlalu sibuk, dan hanya mengkonsumsi suplemen kesehatan. Karena ketagihan dengan suplemen tubuhnya menjadi  kebal dan kesehatannya pun berangsur-angsur menurun dan . . . akhirnya Ayah meninggal. Aku tak mau kejadian ini terulang lagi padamu. Hanya keledai yang melakukan kesalahan sampai dua kali dan aku bukan keledai sehingga harus menjagamu agar tidak bernasib seperti Ayahku. Cukup Ayah saja yang mengalami nasib tragis seperti ini . . . “ aku memarahi Chang Min. Kenapa dia tidak pernah mengerti diriku? tak terasa aku menangis di hadapannya.
                  “ Maaf . . .” ucapnya singkat dengan penuh penyesalan.
                  Chang Min . . . terus terang saja, meski kau selalu membuat aku kecewa, aku tidak akan pernah bisa membenci dirimu, karena kau adalah orang yang sangat aku sayangi. Kita telah bersama selama 15 tahun, kau telah ku anggap lebih dari sekedar sahabat. Aku pasti akan melindungimu dengan caraku sendiri.
BD21302_
                  Aku duduk termenung di bukit kecil dekat asrama para  manula. Hari ini adalah hari pertama musim semi, keadaan bukit sangat indah. Aku dan Chang Min dulu sering ke sini untuk menghirup udara segar, sekalian menemani para manula menghabiskan waktu bermain bersama di bukit ini. Tapi sekarang semua telah berubah. Chang Min tidak punya waktu untuk bermain bersamaku di sini lagi, dia pasti tidak akan mau ke tempat ini lagi. Dia lebih memilih ke restaurant, café, atau ke tempat karaoke yang lebih moderen di banding bukit kecil yang hijau ini. Tempat yang sering kami jadikan tempat pelarian saat kami masih kanak-kanak.
                  “ Kenapa kau sendirian gadis muda? “ tanya seorang kakek kenalanku, kakek Gang.         “ Apa kau sedang bersusah hati? “ sambungnya lagi
                  “ Sahabatku pergi entah kemana, aku tak tahu kapan dia akan kembali. Meskipun nanti dia kembali dan duduk bersamaku, aku merasa kami tetap terpisah oleh jarak yang tak terlihat. Kami seakan-akan terpisah oleh dua samudra yang sangat luas. Entah kapan dia akan kembali . . . aku benar-benar merindukannya. Hiks . . . “ tak kusadari air mataku menetes, aku begitu sedih saat ini, Chang Min tak ada di sampingku. Saat ini aku sangat kesepian tanpa dia di sisiku.
                  “ Terkadang orang yang kita sayangi dapat berubah menjadi orang lain, butuh waktu lama untuk mengubahnya kembali. Perasaan pun dengan mudah dapat berubah, dari sayang menjadi suka, suka menjadi cinta, bahkan cinta pun dapat berubah menjadi benci. Berati-hatilah jangan sampai kau terperangkap ke dalam perasaan itu. “ kakek Gang lalu pergi meninggalkan aku. Apa maksud ucapannya tadi, benarkah ada perasaan seperti itu?. Mungkin aku harus berhati-hati dengan perasaanku ini, jangan sampai terperangkap oleh hal yang baru saja dikatakan oleh kakek.
                  “ Gadis muda . . .! besok nenek Bae berulang tahun, kami akan mengadakan pesta ulang kejutan buatnya, kamu datang ya! “ pinta kakek Gang.
                  “ Benarkah? ulang tahun yang ke berapa Kek? “ tanyaku
                  “ Ke-82. Oh ya . . . ajak juga temanmu, nenek Bae sangat menyukainya, dia pasti sangat senang kalau Max bisa datang! “
                  “ Iya . . . aku akan mengundangnya juga. “ aku tersenyum, tak menyangka Chang Min diidolakan oleh nenek Bae juga.

                  Aku antusias sekali memilihkan hadiah buat nenek Bae bersama Chang Min, aku memilihkan syal hijau muda untuknya, aku yakin dia pasti suka.                                                                   “ Aku tidak mau tahu, pokoknya nanti sore kamu harus menemaniku ke asrama itu, nenek Bae adalah salah satu fansmu jadi kau harus menemuinya. “ aku memaksa Chang Min agar mau datang ke pesta kejutan itu.
                  “ Aku sungguh tidak bisa datang, nanti sore aku ada syuting video klip bersama Dong Bang Shin Ki. “ ucap Chang Min.
                  “ Kau pasti bohong! “ balasku
                  “ Berhentilah mengatai aku pembohong. Aku serius sekarang. “
                  “ Entahlah . . . akhir-akhir ini kadar kepercayaanku padamu semakin menipis. “
                  “ Tolong percayalah, aku tidak berani bohong padamu lagi. Soalnya kemarahanmu lebih menakutkan dari pada kemarahan iblis penjaga neraka. “
                  “ Makanya kau harus datang! “ bentakku.
                  “ So Jung . . .aku benar-benar tidak bisa datang. Oh ya . . . bagaimana kalau aku memberikan ucapan selamat lewat rekaman video saja, kurasa itu bukan ide yang buruk. “ ucapnya
                  “ Jadi kau benar-benar tidak bisa pergi? “
                  “ Iya . . . aku ada syuting yang sudah tertunda beberapa hari karena kesibukan yang lain, jadi kali ini tidak bisa ditunda lagi.” aku akhirnya menerima usul Chang Min, sepertinya kali ini dia sangat serius. Kami pun mulai merekam ucapan selamat untuk nenek Bae melalui video, Chang Min bahkan bernyanyi untuk nenek juga, menyanyikan lagu selamat ulang tahun. Setelah merekam video itu, aku segera menuju ke asrama dan diantar oleh Chang Min.
                  “ Dengar . . .! sekali lagi kau kedapatan bohong, kubunuh kau . . .! “
                  “ Iya . . . aku akan syuting video klip! “
                  “ Ya . . . sudah, ayo pergi nanti kau terlambat. Oh ya . . . boleh tidak aku minta tolong, sampaikan salamku untuk Yun Ho ya  . . .! “ ucapku malu-malu, aku menitip salam buat salah satu personel DBSK yang ku idolakan.
                  “ Iya . . ., “ Chang Min pun mulai menginjak gas mobil dan bersiap pergi,
                  “ Eh . . . untuk Jun Su juga ya! “ kataku melerai kepergiannya,
                  “ Hu . . . dasar! “ ketusnya, dan dia mulai menginjak gas lagi,
                  “ Eh . . . sekalian buat Yoo Chun dan Jae Jong juga ya! “ ucapku melerainya lagi,
                  “ Iya . . . iya, kenapa tidak sekalian kau bilang Dong Bang Shin Ki saja, repot-repot menyebut nama mereka satu-persatu. Lalu kau tidak mau menitip salam untukku juga? “
                  “ Buat apa? “ ledekku.
                  Akhirnya Chang Min pergi, kali ini aku mencoba percaya padanya. Aku yakin dia tidak akan berani membohongiku lagi. Pesta kejutan yang ditujukan untuk nenek Bae berjalan lancar. Apalagi saat aku memutarkan rekaman Chang Min yang mengucapkan selamat ulang tahun kepadanya, nenek Bae bahkan menangis terharu. Senang rasanya dapat membuat sesorang bahagia di hari istimewanya. Namun tiba-tiba nenek Bae terjatuh lemah, aku segera memangkunya, nenek, kakek, dan seluruh suster pun sangat terkejut.
                  “ Terima kasih atas perhatian kalian, senang rasanya di saat-saat terakhirku aku dikelilingi oleh orang-orang yang menyayangiku. “ sesaat setelah itu nenek Bae memejamkan matanya dan tersenyum simpul, beliau meninggal dalam pelukanku.
                  Hari mulai gelap saat aku meninggalkan asrama para manula. Aku masih memikirkan kejadian beberapa saat yang lalu. Nenek Bae meninggal dalam pelukanku, beliau meninggal dalam senyumannya. Hari ini adalah ulang tahun terakhirnya bersama kami, ulang tahun yang ke-82. Meskipun sedih karena nenek Bae telah pergi untuk selamanya, aku tetap bahagia karena masih dapat membuatnya  bahagia di saat-saatnya yang terakhir. Aku menatap ke angkasa, Chang Min kau juga ikut membantuku membuat nenek bahagia, terima kasih ya . . .
BD21302_
                  Saat melalui jalan di sepanjang pertokoan di tengah kota, aku melihat sosok yang tidak asing bagiku. Aku tersenyum muak melihat perbuatannya. Dasar pembohong!. Dia bilang akan syuting video klip tapi nyatanya dia malah kencan dengan model yang selama ini santer digosipkan dengannya. Shim Chang Min . . . kau sangat keterlaluan. Aku segera menghampirinya dan dia sangat terkejut melihatku.
                  “ Jadi ini yang kau katakan syuting video klip?, kau memang pembohong besar. “ bentakku. Aku lalu meninggalkannya,
                  “ So Jung . . . tunggu dulu “ ucapanya mencoba melerai kepergianku dan sambil memegang tanganku. Plaaak . . .,
                  “ Jangan menyentuhku!, tadinya aku mencoba percaya padamu, aku sangat berharap kau dapat mengucapkan selamat ulang tahun secara langsung pada nenek Bae. “
                  “ Max . . . kau tidak apa-apa kan?. Siapa dia?, kenapa dia menamparmu?. Kau . . . berani-beraninya menampar Max! “ bentak model itu padaku.
                  “ So Jung mengenai syuting itu . . . “
                  “ Siapa yang mengajarimu menjadi pembohong?, tolong sampaikan salamku padanya. Katakan padanya kalau dia sukses membuatmu menjadi pembohong, Shim Chang Min kau bebar-benar telah berubah. “
                  “ Hei . . . apa kau tidak bisa berbicara lebih sopan padanya? “ bentak model itu lagi,
                  “ Diam kau . . .!, ini urusanku dengannya. Aku tidak bicara padamu, sekarang ayo pergi!, ayo pergi . . .! “ balasku pada model sok tahu itu.
                  “ So Jung . . . kendalikan dirimu! “ bujuk Chang Min.
                  “ Ayo pergi . . .!, tunggu apa lagi, kau mau kutendang sampai bisa pergi atau mau kusuapi sepatu? “ bentakku.
                  “ Pergilah!, nanti kuhubungi lagi “ kata Chang Min pada model itu,
                  “ So Jung, apa yang kau lihat tidak seperti yang kau bayangkan “
                  “ Kau pikir aku buta?, Chang Min . . . selama ini aku selalu bersabar melihat kelakuanmu, aku selalu berusaha memaafkanmu, tapi kurasa kali ini kau tak ada kesempatan lagi, kau tak akan kumaafkan. “ aku lalu pergi meninggalkannya,
                  “ Tunggu dulu . . . biar kujelaskan syutingku tiba-tiba dibatalakn dengan alasan yang kurang jelas, jadi aku tidak bohong. “
                  “ Lalu kenapa kau tidak menyusulku ke asrama?, kau tahu, nenek Bae meninggal dengan senyuman bahagia sesaat setelah melihat rekaman videomu, tadinya aku mau mengucapkan terima kasih padamu, tapi tiba-tiba aku melihat kau bermesraan dengan gadis lain. Aku masih sedih karena kepergian nenek Bae, tiba-tiba di jalan aku melihatmu bersama gadis lain, coba pikir bagaimana perasaanku di bohongi lagi olehmu! “
                  “ Maaf . . . “
                  “ Maaf, maaf, maaf, itu saja yang dapat kau katakan. Kau selalu meminta maaf setiap berbuat kesalahan namun tidak pernah mau mencoba berubah!, kau sangat berbeda Chang Min!, aku semakin tidak mengenalmu, kemana Chang Min-ku yang dulu?, kemana sahabatku yang pemalu, lembut, dan penurut dulu?. Aku rindu Chang Min yang dulu, bukan yang sekarang! “
                  “ So Jung . . . aku telah dewasa, umurku telah 18 tahun, aku pasti berubah. Aku bukan anak umur 13 tahun lagi seperti yang kau sebutkan tadi! “
                  “ Ya . . . aku tidak lupa itu. Kita telah dewasa, kita berada di dunia yang berbeda, aku  dengan duniaku, dan kau dengan duniamu sendiri. Kita tidak pernah bisa seperti dulu. Mungkin lebih baik kalau aku dan kau membuat jarak. “
                  “ Apa maksudmu?, apa membuat jarak itu artinya perpisahan?, kenapa harus berpisah?, maafkan aku bila kali ini kau benar-benar kecewa “
                  “ Ya . . ., aku memang kecewa. Aku kecewa pada perbuatanmu, aku kecewa pada sifatmu, aku kecewa segala-galanya padamu. “
                  “ So Jung . . . jangan lupa! yang mendorongku menjadi bintang adalah kamu, yang ingin melihat aku tenar adalah kamu, aku hanya menuruti semua permintaanmu! “         
                  “ Itulah kesalahan terbesar yang pernah aku perbuat. Kalau kali ini aku bilang aku menyesal, apa kau mau kembali seperti dulu?. Aku menyesal Chang Min, aku sangat menyesal, kembalilah!
                  “ Tidak semudah itu So Jung, kau harus menerima konsekuensi dari perbuatanmu sendiri. Kau ah yang membuat aku berubah. “
                  “ Kalau begitu kita sudahi sampai disini saja, anggap kita tidak pernah saling kenal “
                  “ Tidak perlu separah itu kan? “
                  “ Harus . . . karena aku tidak mau sakit lagi, aku tidak mau menangis dan kecewa lagi. Terus terang, aku tidak tahan melihat kau bersama gadis lain! “
                  “ Memangnya kenapa? “
                  “ Karena . . . aku cinta padamu. Seseorang pernah memperingati aku agar tidak terperangkap pada perasaan suka, sayang, cinta, dan benci. Tapi sayang sudah terlambat, aku sudah terlanjur terperosok ke dalam perasaan itu. “. Berakhir . . . berakhir sudah hubunganku bersama Chang Min, aku pergi meninggalkan dia di tengah kegelapan malam itu.
                  Esoknya aku mengurus surat kepindahanku dari sekolah, aku memutuskan untuk meninggalkan semua kenangan yang berhubungan dengan sahabatku itu. Musim semi ini adalah musim semi terburuk dalam sejarah hidupku. Seharusnya saat ini aku dan Chang Min sedang berpesta merayakan hari ulang tahunku, namun semua tidak seperti yang aku harapkan. Hari ini adalah hari istimewa bagiku, sayang tak ada yang special. Malam ini aku berjalan-jalan di tengah kota, aku suntuk sekali berada di rumah. Biasanya kalau tidak ada kegiatan seperti ini, aku dan Chang Min pasti bermain game komputer, namun . . .
                  “ Selamat malam para penonton, malam ini kita akan mengadakan wawancara eksklusif bersama bintang yang sedang bersinar malam ini, ya . . . siapa lagi kalau bukan Max! diliput langsung dari taman Ebisu  tempat diadakannya acara puncak festival White Day! “ ucap seorang VJ dari sebuah layar raksasa yang terpampang di dinding gedung. Aku sampai lupa kalau hari ini adalah White Day, pasti semua gadis berdebar-debar menyambut hari ini. Valentine ku saja hancur, untuk apa lagi aku merayakan White Day?.
                  “ Max . . . sebelum berbicara lebih lanjut, apa boleh saya  bertanya mengenai Valentine Day mu?  “, Chang Min muncul di layar raksasa itu. Pasti menyenangkan, jawabku dalam hati. Bukankah dia merayakan hari itu bersama para penggemarnya sampai-sampai dia melupakan janjinya denganku dan membuatku menunggu di tengah guyuran hujan.
                  “ Menyenangkan . . .! “ jawabnya, huh . . . sudah kuduga.
                  “ Bagaimana pendapatmu tentang White Day ini?, apa kau punya target? “
                  “ White Day kali ini pasti banyak yang berharap akan bahagia, dan aku doakan semua yang berdebar-debar hari ini akan mendapat jawaban yang memuaskan dari orang yang mereka harapkan. Kalau mengenai target . . . kali ini aku tidak punya, tak ada yang spesial di hatiku. “
                  “ Wah . . . kalau begitu semau gadis jomblo punya kesempatan dong!, bagaimana denganku? “ tanya VJ itu, aku tahu dia hanya bercanda.
                  “ Bukannya tidak ada yang spesial tapi dia sudah pergi. “ jawab Chang Min. Siapa lagi gadis itu, pasti model yang bersamanya waktu itu, dengar-dengar kabar dia pergi ke Prancis untuk melanjutkan sekolahnya di bidang fashion . Aku tidak begitu menghiraukan tayangan itu, aku tetap meneruskan jalanku sambil menikmati pemandangan malam ini.
                  “ Wah . . .sayang sekali. Tapi sebelumnya aku minta maaf ya Max, dengar-dengar kabar saat ini kau dekat dengan seseorang. Katanya gadis itu teman semasa kecilmu, siapa gadis itu, dan apa benar kalian punya hubungan istimewa? “
                  “ Oh . . . mungkin yang kau maksud adalah Park So Jung! “ jawab Chang Min, aku terkejut, kuhentikan langkahku dan menatapnya dalam-dalam lewat layar itu.
                  “ Dia bukan siapa-siapa! “ jawab Chang Min singkat. Hm . . . bukan siapa-siapa, aku lalu melanjutkan langkahku.
                  “ Awalnya dia memang bukan siapa-siapa, namun semakin bertambahnya waktu aku jadi sadar bagaimana posisinya bagiku. Sayang . . . saat ini dia sedang marah, dan sepertinya akan pergi meninggalkan aku. “
                  “ Wah . . . sayang sekali kalau begitu! “ balas VJ yang mewawancarai Chang Min.
                  “ Dia gadis yang baik, dia sangat menyukai mawar putih. Dulu saat dia marah padaku dan tidak mau bertegur sapa padaku, aku mengirimkan 1500 tangkai mawar putih sebagai permintaan maafku padanya dan dia pun memaafkan aku, meski aku tahu aku tidak perlu melakukan hal itu karena seberapa besarpun kesalahanku dia selalu mau memaafkan aku. Dia juga sangat menyukai udara segar pegunungan, saat kami masih kecil kami sering bermain di bukit di belakang asrama para manula. “
                  “ Wah . . . romantis sekali . . .! “
                  “ Namun saat ini dia marah besar padaku, dia sudah berjanji tidak akan memaafkan kesalahanku kali ini, dia bahkan akan pergi meninggalkan aku. “
                  “ Aduh . . . sayang sekali! “
                  “ Menurutnya aku sudah berubah, aku bukan lagi Shim Chng Min seperti yang dikenalnya dulu. Teman-teman di sekolah sering bertanya padaku, mengapa aku selalu menuruti perintanya, aku pun bingung. Setelah lama kucari . . . ternyata jawabannya adalah karena aku tidak ingin dia membenciku. Aku tidak mau dia marah padaku, aku ingin dia selalu tersenyum untukku. Karena itulah aku mau melakukan apa pun yang dia inginkan, termasuk menjadi seorang bintang! “. Apa yang dia ucapkan?, dasar bodoh!, kenapa dia menceritakan semuanya?.
                  “ Wah . . . jadi sepertinya kau sangat menyayangi teman sepermainanmu itu “
                  “ Waktu aku berulang tahun, aku bertanya-tanya mengapa dia tidak memberikan aku kado. Ternyata aku yang salah, aku tidak menemuinya di taman waktu itu padahal dia menungguku berjam-jam bahkan ia menungguku di tengah hujan deras, dia sampai tidak masuk sekolah selama seminggu karena terkena flu. Aku memang tidak peka, dia sempat marah padaku namun aku tidak mengerti alasannya. Namun untung saja aku masih dapat menemukan kado yang dulu tidak sempat dia berikan padaku. “. Jadi dia menemukan kado itu? padahal aku sudah membuangnya ke tempat sampah waktu itu.
                  “ White Day-ku kali ini untuknya, tapi dia masih marah padaku. Aku tak menyangka kedekatan kami selama ini menimbulkan perasaan istimewa di hatinya. Saat dia mengatakan cinta padaku, aku sangat terkejut, sejauh itukah perasaannya padaku. Saat dia memutuskan persahabatan kami, entah mengapa aku begitu gelisah. Aku takut kehilangan dia. Aku teringat akan sebuah pepatah, ‘ sesuatu akan terasa dan menjadi sangat berharga di saat kita telah kehilangannya ‘ dan dia menjadi sangat berharga bagiku di saat aku tahu kalau aku akan kehilangan dirinya. “
                  “ Jadi . . . apa ada sesuatu yang ingin kau katakan padanya?, siapa tahu gadis itu sedang melihat tayangan ini “ tawar VJ itu
                  “ Maafkan aku So Jung . . . aku bersedia kembali menjadi Chang Min-mu yang dulu asal kau mau memaafkan aku! “
                  Tiba-tiba aku merasa keadaan di sekelilingku menjadi hening, aku menoleh ke samping dan aku melihat Chang Min berdiri tegak di hadapanku. Dari mana dia tahu aku di sini?, aku melihat diriku dan Chang Min berada di layar raksasa itu, entah sejak kapan dia berdiri di dekatku dan wartawan masih terus meliput kami.
                  “ Maafkan aku So Jung, kumohon jangan pergi dari sisiku!, aku sangat mencintaimu dan aku akan melakukan apapun yang kau mau. Aku juga terperangkap dalam perasaan suka, sayang, dan cinta seperti dirimu. “ aku semakin tak dapat menahan air mataku, aku sangat terharu dengan apa yang dia lakukan. Aku bahkan tak dapat mengeluarkan sepatah kata pun. Dia sangat berlebihan meminta maaf dengan cara seperti ini. Aku berjalan mendekatinya, setelah tepat berada di depanku aku lalu memeluknya. Aku mendengar suara riuh tawa orang-orang di sekitar kami, mereka bertepuk tangan memberi kami selamat.
                  Malam ini akhirnya aku mendapat kado White Day terindahku, aku pasti tidak akan melupakan malam ini untuk seumur hidupku. Terima kasih Tuhan, terima kasih!. Ternyata  Kau masih menyayangiku. Terima kasih Kau telah menghadirkan Chang Min dalam kehidupanku.  












                                                                                               
                                                                                                     

 Author: Mursidah Saleh